Minggu, 22 Mei 2011

Ruang Lingkup Tarbiyah Islamiyah

Ruang lingkup Tarbiyah Islamiyah

Proses tarbiyah (pendidikan) mempunyai tujuan untuk melahirkan suatu generasi baru dengan segala crri-cirinya yang unggul dan beradab. Penciptaan generasi ini dilakukan dengan penuh keikhlasan dan ketulusan yang sepenuhnya dan seutuhnya kepada Allah SWT melalui proses tarbiyah. Melalui proses tarbiyah inilah, Allah SWT telah menampilkan peribadi muslim yang merupakan uswah dan qudwah melalui Muhammad SAW. Peribadinya merupakan manifestasi dan jelmaan dari segala nilai dan norma ajaran Al-Quran dan sunah Rasulullah.

Asyyahid Sayyid Qutb telah merumuskan tiga faktor pendidikan bagi anak. Pertama, Al-Quran sebagai sumber pembentukan yang satu-satunya. Natijah dari keaslian sumber ini ialah lahirnya generasi yang serba murni hati, akal, tasawwuf dan perasaan yang ikhlas. Kedua, membaca dan mempelajari Al-Quran dengan maksud untuk melaksanakan perintah Allah dengan serta merta sebaik sahaja didengar dan difahami. Dan ketiga, pengislaman yang sama sekali mengakhiri kejahilan silam dan memisahkan dari kejahilan sekitarnya.

Lingkup materi pendidikan Islam secara lengkap dikemukakan oleh Heri Jauhari Muchtar dalam bukunya “Fikih Pendidikan”, bahwa pendidikan Islam melingkupi: (1) Pendidikan keimanan (Tarbiyatul imaniyah), (2) Pendidikan keimanan (Tarbiyatul imaniyah), (3) Pendidikan moral/akhlak ((Tarbiyatul khuluqiyah), (4) Pendidikan jasmani (Tarbiyatul jasmaniyah), (5) Pendidikan rasio (Tarbiyatul aqliyah), (6) Pendidikan kejiwaan/hati nurani (Tarbiyatulnafsiyah), (7) Pendidikan sosial/kemasyarakatan (Tarbiyatul ijtimaiyah), dan (8) Pendidikan seksual (Tarbiyatul Syahwaniyah).

kedelapan ruang lingkup materi pendidikan Islam di atas yang akan saya uraikan dalam tulisan ini manjadi 3 materi pokok pembahasan yang terkandung dalam; (1) Tarbiyah Aqliyah (IQ learning), (2) Tarbiyyah Jismiyah (Physical learning), dan (3) Tarbiyatul Khuluqiyyah (SQ learning).

Pertama, adalah Tarbiyah Aqliyah (IQ learning). Tarbiyah aqliyah atau sering dikenal dengan istilah pendidikan rasional (intellegence question learning) merupakan pendidikan yang mengedapan kecerdasan akal. Tujuan yang diinginkan dalam pendidikan itu adalah bagaimana mendorong anak agar bisa berfikir secara logis terhadap apa yang dlihat dan diindra oleh mereka. Input, proses, dan output pendidikan anak diorientasikan pada rasio (intellegence oriented), yakni bagaimana anak dapat membuat analisis, penalaran, dan bahkan sintesis untuk menjustifikasi suatu masalah. Misalnya melatih indra untuk membedakan hal yang di amati, mengamati terhadap hakikat apa yang di amati, mendorong anak bercita cita dalam menemukan suatu yang berguna, dan melatih anak untuk memberikan bukti terhadap apa yang mereka simpulkan.

Metode Belajar Bagi Anak Usia Dini

Metode Belajar Bagi Anak Usia Dini

 Walaupun pendidikan berlangsung sepanjang hayat, namun menurut pakar pendidikan anak, enam tahun pertama masa anak sebagai jangka waktu yang paling penting bagi perkembangannya. Tahun prasekolah menjadi masa anak membina kepribadian mereka. Karenanya, setiap usaha yang dirancang untuk mengembangkan minat dan potensi anak harus dilakukan pada masa awal ini untuk membimbing anak menjadi diri mereka dengan segala kelebihannya. Orangtua dan pendidik harus dapat membantu anak menyadari dan merealisasikan potensi anak untuk menimba ilmu pengetahuan, bakat, dan kepribadian yang utuh.

Acuan memilih metode pengajaran untuk anak usia 0-12 tahun
Proses belajar-mengajar yang baik adalah jika anak berinteraksi dengan pendidik, yaitu orangtua dan guru. Satu contoh hasil produk pendidikan sejak dini bisa kita baca dari Kisah Riana Helmi, Dokter Termuda se-Indonesia. Memasuki usia sekolah umur 4 tahun, bekal membaca dan menulis sudah ia dapatkan dari bimbingan orang tuanya. Selesai menempuh SD, Riana mengikuti program percepatan (akselerasi) sehingga bisa menamatkan SMU di usia 14 tahun lalu pada usia 17 tahun sudah mendapakan gelar sarjana kedokteran dari Universitas Gadjah Mada dengan (IPK) 3,67.

  Riana memang cerdas dibanding anak seusianya, namun bukan persoalan anak bakat cerdas atau tidak sehingga bisa mempunyai prestasi yang bagus dalam pendidikan. Semua itu ada proses yang membentuknya dan peran orang tua disini sangat-sangat penting . Helmi, sang ayah Riana, mengaku tidak pernah memaksa anaknya bersekolah lebih awal, sejak kecil orangtuanya memberikan kebebasan pada anaknya untuk memilih mana yang Riani sukai.

Memberikan media belajar yang menarik bagi anak usia dini itu pentingnya peran orang tua. Keponakan saya sejak dini saya perkenalkan dengan laptop, saya berikan kebebasan dia untuk memilih mana yang dia sukai antara boneka dan laptop. Merasa nyaman bermain2 dengan laptop membuatnya bisa membaca dan menulis di usia 3,5 tahun, bisa menyebutkan warna dengan tepat, menjumlah bilangan sampai nominal 40.
Jadi menurutku tidak tepat mengatakan bahwa anak usia dini itu kasihan diberi materi yang berat-berat, justru yang salah menurutku adalah ketika orang tua tidak memberikan media belajar bagi si anak sejak dini. Berikan dua-duanya baik media belajar maupun media bermain dan biarkan si anak memilih mana yang ia sukai…..What We Get is What We Want To Get. [by : trimatra]


Pasting by Trimatra
tanggal posting 1 april 2011 oleh ghazali di ambil dari Trimatra

Kamis, 19 Mei 2011

TA'ARUF

Asslamu'alaikum Wr.Wb
 Ghazali PAI Mempersembahkan

The New Blog
Silahkan Kunjungi saya di pai2011-ghazalipai.com