Minggu, 10 Juli 2011

 TEKNOLOGI PENDIDIKAN di INDONESIA

Teknologi pendidikan adalah kajian dan praktik untuk membantu proses belajar dan meningkatkan kinerja dengan membuat, menggunakan, dan mengelola proses dan sumber teknologi yang memadai. Istilah teknologi pendidikan sering dihubungkan dengan teori belajar dan pembelajaran. Bila teori belajar dan pembelajaran mencakup proses dan sistem dalam belajar dan pembelajaran, teknologi pendidikan mencakup sistem lain yang digunakan dalam proses mengembangkan kemampuan manusia.

menurut Ir. Lilik Gani HA, M.Sc.Ph.D dapat disimpulkan bahwa:
  1. Teknologi pendidikan/teknologi pembelajaran adalah suatu disiplin/bidang (field of study)
  2. Tujuan utama teknologi pembelajaran adalah (1) untuk memecahkan masalah belajar atau memfasilitasi pembelajaran; dan (2) untuk meningkatkan kinerja
  3. Teknologi pendidikan/pembelajaran menggunakan pendekatan system (pendekatan yang holistic/komprehensif, bukan pendekatan yang bersifat parsial).
  4. Kawasan teknologi pendidikan dapat meliputi kegiatan analisis, desain, pengembangan, pemanfaatan,pengelolaan, implementasi dan evaluasi baik proses-proses maupun sumber-sumber belajar.
  5. Yang dimaksud dengan teknologi dalam teknologi pendidikan adalah teknologi dalam arti luas, bukan hanya teknologi fisik (hardtech), tapi juga teknologi lunak (softtech)
  6. TP adalah proses kompleks yang terintegrasi meliputi orang, prosedur, gagasan, sarana dan organisasi untuk menganalisis masalah dan merancang, melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan masalah dalam segala aspek belajar manusia

Kontribusi Teknologi Pendidikan terhadap Pembaharuan Pendidikan

Perkembangan pendidikan seiring sejalan dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi. Selain itu, juga dipengaruhi oleh perkembangan penduduk dan mobilitasnya. Ketiga perkembangan tersebut sangat membawa dampak pada pola pendidikan yang akan diterapkan. Perkembangan teknologi berdampak pada perubahan sumber belajar dan media pembelajaran. Perkembangan pengetahuan berdampak pada penerapan metode dan landasan pendidikan. Perkembangan penduduk dan mobilitasnya berdampak pada perbahan cara penyampaian dan sistem pendidikan yang akan digunakan.
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan jumlah penduduk yang sangat besar dengan penyebaran penduduk yang tak merata. Selain itu juga tingkat pendapatan masyarakat yang tak merata. Akibat dari penyebaran penduduk yang tak merata dan tingkat ekonomi masyarakat yang rendah, berakibat pada tingkat pendidikan masyarakat dan kurang meratanya pendidikan yang diterima masyarakat.
Berbagai macam kendala dalam pendidikan yang terjadi di Indonesia dapat diselesaiakan dengan pendekatan teknologi, yaitu teknologi pendidikan. teknologi pendidikan berusaha memecahkan dan atau memfasilitasi pemechan masalah belajar pada manusia sepanjang hayat, di mana saja, dengan cara apa saja, dan oleh siapa saja. Masalah belajar dapat dialami siapa saja sepanjang hidupnya, di mana-mana, seperti di rumah, di sekolah, di tempat kerja, di tempat ibadah, dan si masyarakat, serta berlangsung dengan cara apa saja dan dari apa dan siapa saja.
Bagi Indonesia, peran teknologi pendidikan sangat di butuhkan dalam pemerataan pendidikan bagi masyarakat dan peningkatan kualitas pendidikan. Kita, Indonesia, tak bisa menutup mata dari perkembangan teknologi komunikasi yang kian pesat untuk tidak bisa dimanfaatkan di dunia pendidikan. Terdapat beberapa alasan diterapkannya teknologi pendidikan, yaitu:
1.Adanya orang-orang belajar yang belum cuku memperoleh perhatian tentang kebutuhannya, kondisinya, dan tujuannya.
2.Adanya si belajar yang tidak cukup memperoleh pendidikan dari sumber-sumber sedekala (tradisional), dan karena itu perlu dikembangkan dan digunakan sumber-sumber baru.
3.Adanya sumber-sumber baru berupa: orang, pesan, bahan, alat, cara-cara tertentu dalam memanfaatkannya.
4.Adanya kegiatan yang bersistem dalam mengembangkan sumber-sumber belajar yang bertolak dari landasan teori tertentu dan hasil penelitian, yang kemudian dirancang, dipilih, diproduksi, disajikan, digunakan, disebarluaskan, dinilai, dan disempurnakan.
5.Adanya pengelolaan atas kegiatan belajar yang memanfaatkan berbagai sumber, kegiatan menghasilkan dan atau memilih sumber belajar, serta orang dan lembaga yang terlibat langsung dalam kegiatan-kegiatan tersebut. (Miarso: 2007: 599)
Penerapan program teknologi pendidikan di Indonesia berawal pada tahun 1952 dimana Jawatan Pendidikan Masyarakat menyelenggarakan siaran radio pengajaran yang diperuntukkan kepada para pelajar pejuang. Kemudian disusul terbentuknya Teaching Aids Centre dan Science Teaching Centre (TAC/STC) yang berpusat di Bandung. Hingga pada masa orde baru dalam Rumusan Pendidikan pada PELITA I (1969/1970-1973/1974) ditetapkan “…digunakan media massa: radio dan televisi untuk peningkatan mutu sekolah dasar”.
Perkembangan selanjutnya adalah program SD Pamong (Pendikan Anak oleh Masyarakat, Orang tua, dan Guru) yang di eksperimenkan pada tahun 1974. Sistem pembelajaran yang digunakan pada SD Pamong adalah pembelajaran berprograma dengan menggunakan tutor dan modul. Selain SD Pamong, pemanfatan pembelajaran berprograma digunakan pada Kelompok Belajar setingkat SD yang pada awalnya untuk pemertaan pendidikan hingga wajib belajar. Perluasaan kegiatannya tidak hanya pada tingkat SD, beranjak pada tingkat SMP dengan pola Kejar dan SMP Terbuka. Perintisan SMP Terbuka dilaksanakan pada tahun 1979 di lima lokasi, yaitu Kalianda (Lampung Selatan), Plumbon (Cirebon), Adiwerna (Tegal), Kalisat (Jember), dan Terara (Lombok Barat).
Belajar jarak jauh memanfaatkan belajar mandiri dengan menggunakan modul serta teknologi komunikasi, seperti radio. Belajar jarak jauh di Indonesia adalah pada Universitas Terbuka, dimana cara belajarnya dengan menggunakan modul, tutor (dosen), dan memanfaatkan juga program pembelajaran lewat siaran radio (biasanya bekerja sama dengan RRI). Perkembangan salanjutnya dari belajar jarak jauh tidak hanya pada UT, tapi juga pada pendidikan di bawahnya. Saat ini kita kenal dengan Homeschooling, yaitu pendidikan yang kegiatan belajarnya di rumah yang diselenggarakan oleh orang tua serta guru. Sumber belajar pada belajar jarak jauh, dewasa ini tidak hanya sekedar dari siaran radio dan modul, tapi telah mengalami perkembangan lewat internet (Web).
Siaran radio pendidikan merupakan program radio yang menggunakan prinsip teknologi pendidikan. Program radio pendidikan di Indonesia dimanfaatkan oleh Universitas Terbuka dalam penyampaian materi perkuliahan yang bekerja sama dengan RRI. Banyak ragam program radio yang ditujukan untuk pendidikan, misalnya untuk program penyuluhan pertanian, Keluarga Berencana. Sangat besar sekali peran radio untuk kegiatan pendidikan di Indonesia, karena bisa menjangkau sampai di daerah terpencil.
Program televisi pendidikan di Indonesia di mulai secara profesional oleh Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) pada 23 Januari 1991. Program pendidikan pada TPI di tujukan pada pendidikan luar sekolah, dalam hal ini adalah SMP Terbuka atau Kejar Paket B. Program tersebut berisi tentang materi pelajaran yang sesuai dengan kurikulum. Selain program yang ditujukan untuk pendidikan sekolah, terdapat juga program pendidikan non-sekolah, seperti program penyuluhan pertanian, peternakan, ilmu pengetahuan umum. Keberlangsungan program TPI di Indonesia tak berlangung lama, karena tak adanya dukungan dari masyarakat dan kekurang jelasan pemanfaatannya. Saat ini, peran TPI diambil alih oleh TVRI dan TV- Education yang menawarkan program pendidikan untuk para pelajar sekolah. Selain ke dua televisi di atas, hampir semua siaran televisi di Indoensia menyediakan program untuk pendidikan.
Perkembangan teknologi internet pun tak luput dimanfaatkan untuk pendidikan. Banyak sekali Web pendidikan di temukan di internet. Peran teknologi pendidikan di internet untuk pendidikan sangat besar sekali. Salah satu contoh Web pendidikan yaitu Jaringan Pendidikan Nasional (Jardiknas) yang diselenggarakan oleh Pustekom. Jardiknas menyediakan berbagai macam pilihan program, misalnya untuk program pembelajaran SD, SMP, SMA, dan SMK, serta program lainnya. Jardiknas juga menyediakan layanan untuk pembelajaran secara on-line, dimana pebelajar melakukan kegiatan belajarnya dengan memanfaatkan internet dan test dilakukan secara on-line dimana pebelajar akan langsung memperoleh umpan balik secara langsung. Beberapa perguruan tinggi di Indoensia telah memanfaatkan internet untuk kegiatan belajar para mahasiswanya. Selain itu, guru dan dosen telah memanfaatkan internet untuk menunjang kegiatan pembelajaran di luar kelas. Dan tak ketinggalan, pihak swasta (diluar pemerintah) juga membuat web untuk pendidikan. Kemudahan dalam mengakses internet pada saat ini membuat internet menjadi salah satu teknologi komunkasi yang paling banyak diminati untuk dikembangkan dan dimanfaatkan.
Pengembangan komputer pembelajaran pada saat ini berkembang sangat pesat. Banyak ragam dan pilihan ditawarkan para pengembang program pembelajaran. Komputer pembelajaran atau CAI (Computer Assisted of Instructional) ada dalam bentuk tutorial dan media pembelajaran. Peran komputer pembelajaran di Indonesia sangat besar sekali. Kemudahan dalam pemanfaatannya membuat program komputer pembelajaran banyak dimanfaatkan di dalam sekolah maupun di luar sekolah untuk kepentingan belajar ssecara mandiri.
Selain yang telah diuraiakan di atas, peran teknologi pendidikan di Indonesia adalah perannya di sekolah dan pelaksanaan kurikulum. Peran teknologi pendidikan di sekolah adalah pada pengelolaan dan pemanfaatan media dan sumber belajar. Beberapa sekolah yang maju telah mengguakan prinsip-prinsip teknologi pendidikan dalam mengelola dan memanfaatakan media dan sumber belajar. Peran teknologi pendidikan di kurikulum adalah terletak pada desain sistem pembelajaran dan pelaksanaan pembelajarannya. Pada desain sistem pembelajaran adalah bagaimana menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Peran teknologi pendidikan pada pelaksanaan kurikulum pada saat ini yang menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP) adalah pada pemanfaatan media dan sumber belajar serta pada cara tingkat pencapaian ketuntasan belajar. Pada pencapaian tingkat ketuntasan belajar yang biasa disebut dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) adalah menggunakan program pengayaan dan remedial yang menggunakan prinsip belajar berprograma dalam hal test. Yaitu, dimana para pebelajar yang belum menguasai sesuai dengan kriteria tertentu harus melakukan remidial, dan bagi siswa yang telah menguasai sesuai dengan kriteria tertentu diadakan pengayaan.
Peran teknologi pendidikan di Indonesia telah berjalan lama sekali dan telah membumi tanpa kita sadari. Peran radio untuk kepentingan pendidikan di Indonesia sangat besar hingga saat ini. Televisi membawa perubahan penyampaian program pendidikan dari audio ke audio visual. Dalam usaha pemerataan pendidikan dilaksanakan pendidikan belajar mandiri dengan belajar berprograma dan belajar jarak jauh. Perkembangan teknologi komunikasi di Indonesia tak lepas dari sentuhan teknlogi pendidikan dengan memanfaatkannya untuk program pendidikan. Peran teknologi pendidikan di sekolah pun sangat kuat, yaitu dalam hal pengelolaan, pemanfaatan media dan sumber belajar dan pelaksanaan kurikulum.

Daftar Pustaka :

1.Lilik Gani, Peran Teknologi Pendidikan dalam Meningkatkan Akses, Mutu dan Relevansi Pendidikan di Indonesia. Bandung. Disampaikan pada Seminar Nasional dan Kolokium Teknologi Pendidikan di Bandung (04-05 Desember 2008)

2.Arisnto, Fajar. Kontribusi teknologi pendidikan taerhadap pembaharuan pandidikan. (Kompas, 2011)


 

  

Minggu, 22 Mei 2011

Ruang Lingkup Tarbiyah Islamiyah

Ruang lingkup Tarbiyah Islamiyah

Proses tarbiyah (pendidikan) mempunyai tujuan untuk melahirkan suatu generasi baru dengan segala crri-cirinya yang unggul dan beradab. Penciptaan generasi ini dilakukan dengan penuh keikhlasan dan ketulusan yang sepenuhnya dan seutuhnya kepada Allah SWT melalui proses tarbiyah. Melalui proses tarbiyah inilah, Allah SWT telah menampilkan peribadi muslim yang merupakan uswah dan qudwah melalui Muhammad SAW. Peribadinya merupakan manifestasi dan jelmaan dari segala nilai dan norma ajaran Al-Quran dan sunah Rasulullah.

Asyyahid Sayyid Qutb telah merumuskan tiga faktor pendidikan bagi anak. Pertama, Al-Quran sebagai sumber pembentukan yang satu-satunya. Natijah dari keaslian sumber ini ialah lahirnya generasi yang serba murni hati, akal, tasawwuf dan perasaan yang ikhlas. Kedua, membaca dan mempelajari Al-Quran dengan maksud untuk melaksanakan perintah Allah dengan serta merta sebaik sahaja didengar dan difahami. Dan ketiga, pengislaman yang sama sekali mengakhiri kejahilan silam dan memisahkan dari kejahilan sekitarnya.

Lingkup materi pendidikan Islam secara lengkap dikemukakan oleh Heri Jauhari Muchtar dalam bukunya “Fikih Pendidikan”, bahwa pendidikan Islam melingkupi: (1) Pendidikan keimanan (Tarbiyatul imaniyah), (2) Pendidikan keimanan (Tarbiyatul imaniyah), (3) Pendidikan moral/akhlak ((Tarbiyatul khuluqiyah), (4) Pendidikan jasmani (Tarbiyatul jasmaniyah), (5) Pendidikan rasio (Tarbiyatul aqliyah), (6) Pendidikan kejiwaan/hati nurani (Tarbiyatulnafsiyah), (7) Pendidikan sosial/kemasyarakatan (Tarbiyatul ijtimaiyah), dan (8) Pendidikan seksual (Tarbiyatul Syahwaniyah).

kedelapan ruang lingkup materi pendidikan Islam di atas yang akan saya uraikan dalam tulisan ini manjadi 3 materi pokok pembahasan yang terkandung dalam; (1) Tarbiyah Aqliyah (IQ learning), (2) Tarbiyyah Jismiyah (Physical learning), dan (3) Tarbiyatul Khuluqiyyah (SQ learning).

Pertama, adalah Tarbiyah Aqliyah (IQ learning). Tarbiyah aqliyah atau sering dikenal dengan istilah pendidikan rasional (intellegence question learning) merupakan pendidikan yang mengedapan kecerdasan akal. Tujuan yang diinginkan dalam pendidikan itu adalah bagaimana mendorong anak agar bisa berfikir secara logis terhadap apa yang dlihat dan diindra oleh mereka. Input, proses, dan output pendidikan anak diorientasikan pada rasio (intellegence oriented), yakni bagaimana anak dapat membuat analisis, penalaran, dan bahkan sintesis untuk menjustifikasi suatu masalah. Misalnya melatih indra untuk membedakan hal yang di amati, mengamati terhadap hakikat apa yang di amati, mendorong anak bercita cita dalam menemukan suatu yang berguna, dan melatih anak untuk memberikan bukti terhadap apa yang mereka simpulkan.

Metode Belajar Bagi Anak Usia Dini

Metode Belajar Bagi Anak Usia Dini

 Walaupun pendidikan berlangsung sepanjang hayat, namun menurut pakar pendidikan anak, enam tahun pertama masa anak sebagai jangka waktu yang paling penting bagi perkembangannya. Tahun prasekolah menjadi masa anak membina kepribadian mereka. Karenanya, setiap usaha yang dirancang untuk mengembangkan minat dan potensi anak harus dilakukan pada masa awal ini untuk membimbing anak menjadi diri mereka dengan segala kelebihannya. Orangtua dan pendidik harus dapat membantu anak menyadari dan merealisasikan potensi anak untuk menimba ilmu pengetahuan, bakat, dan kepribadian yang utuh.

Acuan memilih metode pengajaran untuk anak usia 0-12 tahun
Proses belajar-mengajar yang baik adalah jika anak berinteraksi dengan pendidik, yaitu orangtua dan guru. Satu contoh hasil produk pendidikan sejak dini bisa kita baca dari Kisah Riana Helmi, Dokter Termuda se-Indonesia. Memasuki usia sekolah umur 4 tahun, bekal membaca dan menulis sudah ia dapatkan dari bimbingan orang tuanya. Selesai menempuh SD, Riana mengikuti program percepatan (akselerasi) sehingga bisa menamatkan SMU di usia 14 tahun lalu pada usia 17 tahun sudah mendapakan gelar sarjana kedokteran dari Universitas Gadjah Mada dengan (IPK) 3,67.

  Riana memang cerdas dibanding anak seusianya, namun bukan persoalan anak bakat cerdas atau tidak sehingga bisa mempunyai prestasi yang bagus dalam pendidikan. Semua itu ada proses yang membentuknya dan peran orang tua disini sangat-sangat penting . Helmi, sang ayah Riana, mengaku tidak pernah memaksa anaknya bersekolah lebih awal, sejak kecil orangtuanya memberikan kebebasan pada anaknya untuk memilih mana yang Riani sukai.

Memberikan media belajar yang menarik bagi anak usia dini itu pentingnya peran orang tua. Keponakan saya sejak dini saya perkenalkan dengan laptop, saya berikan kebebasan dia untuk memilih mana yang dia sukai antara boneka dan laptop. Merasa nyaman bermain2 dengan laptop membuatnya bisa membaca dan menulis di usia 3,5 tahun, bisa menyebutkan warna dengan tepat, menjumlah bilangan sampai nominal 40.
Jadi menurutku tidak tepat mengatakan bahwa anak usia dini itu kasihan diberi materi yang berat-berat, justru yang salah menurutku adalah ketika orang tua tidak memberikan media belajar bagi si anak sejak dini. Berikan dua-duanya baik media belajar maupun media bermain dan biarkan si anak memilih mana yang ia sukai…..What We Get is What We Want To Get. [by : trimatra]


Pasting by Trimatra
tanggal posting 1 april 2011 oleh ghazali di ambil dari Trimatra

Kamis, 19 Mei 2011

TA'ARUF

Asslamu'alaikum Wr.Wb
 Ghazali PAI Mempersembahkan

The New Blog
Silahkan Kunjungi saya di pai2011-ghazalipai.com